Minggu, 14 September 2008

injektor



Sistem Injeksi Lebih Sempurna



MESIN standar yang keluar dari pabrikan mobil umumnya memakai setelan yang mengacu pada kondisi pembakaran optimum. Setelan standar ini dimaksudkan mesin bekerja pada suhu ideal. Tujuannya, agar proses pembakaran berlangsung sempurna.

Untuk melakukan pembakaran, mesin memerlukan campuran bahan bakar minyak (BBM) dengan udara yang tepat. Pada mesin injeksi pengaturan campuran BBM-udara dilakukan oleh ECU (elektronik Control Unit) berdasarkan beberapa referensi. Salah satu di antaranya adalah sensor suhu air di blok mesin yang diatur oleh peranti termostat.

Setelah mengolah berbagai data yang masuk, ECU akan memerintahkan injektor untuk bekerja. Injektor merupakan peranti terakhir dari sistem saluran bahan bakar pada mesin injeksi. Tugasnya menyemprotkan bahan bakar sesuai perintah ECU ke saluran isap mesin.

Keberadaan injektor merupakan jawaban para ahli otomotif atas tuntutan masyarakat dunia yang menginginkan mesin berteknologi ramah lingkungan dan hemat BBM. Injektor karena diatur oleh sistem elektronik, memiliki tingkat pengabutan bahan bakar yang lebih baik dibandingkan teknologi mekanik karburator.

Teknologi injeksi bahan bakar sudah berkembang sejak tahun 1950-an dan menjadi populer di Eropa pada tahun 1980-an. Di Amerika, teknologi karburator sudah tidak dipakai lagi oleh pabrikan mobil sejak tahun 1990. Sekarang mayoritas pabrikan mobil dunia tidak memproduksi lagi mobil yang memakai sistem pasokan bahan bakar berteknologi karburator.

Sebelum injektor dipopulerkan, pabrikan mobil sempat mengembangkan teknologi karburator elektronik. Namun, karena sistemnya sangat kompleks, teknologi ini tidak dikembangkan lagi dan punah ditelan zaman.

Teknologi sistem injeksi awalnya menggunakan nama throttle body fuel injection system atau populer dengan sebutan single point injection. Sistem ini menggunakan satu injektor untuk memasok semua silinder mesin. Desain teknologinya tidak terlalu rumit sehingga pabrikan tidak perlu melakukan perubahan drastis pada konstruksi mesin.

Seiring dengan perkembangan teknologi mesin yang kian canggih, sistem satu injektor mengalami penyempurnaan menjadi sistem multiinjector atau multi-port fuel injection.

Pabrikan mobil memakai nama yang berbeda-beda untuk teknologi ini. Ada yang memberi nama teknologi ini dengan sebutan multi-point atau sequential fuel injection. Sistem ini memakai teknologi satu injektor untuk satu silinder mesin. Hasilnya pasokan bahan bakar ke ruang bakar pun menjadi lebih akurat.

Sistem injeksi sederhana tidak terlalu banyak memakai sensor. Kerja ECU hanya berpatokan pada beberapa informasi, seperti pedal gas dan sensor suhu. Pada mesin injeksi, pedal gas dihubungkan dengan throttle valve. Alat ini bertugas untuk mengatur pasokan udara yang harus masuk ke dalam ruang. Pedal gas bisa disebut sebagai pedal udara karena fungsinya memang hanya sebatas itu. Ketika pedal gas diinjak semakin dalam, katup juga akan membuka lebar untuk membawa udara masuk.

ECU, akan bereaksi dengan memerintahkan pasokan bahan bakar lebih besar ke dalam ruang bakar. Banyaknya pasokan bahan bakar disesuaikan dengan data dari sensor lainnya yang juga diterima ECU.

Injektor pun menuruti perintah ECU dalam menyuplai besaran bahan bakar yang akan dikabutkan. Pengabutan ini penting karena udara yang terlalu banyak di ruang bakar akan menyebabkan suhu mesin tinggi. Dampaknya, kinerja mesin pun jadi tidak optimal.

Sistem injeksi langsung

Ukuran injektor cukup mungil dengan ujung jarum yang lancip. Di dalam injektor terdiri dari berbagai komponen, yaitu electromagnet, katup, dan nozzle intake ma. Letak injektor berada di bagian nifold di belakang katup isap. Teknologi ini biasa disebut dengan nama port injection. Begitu katup isap terbuka, injektor akan bereaksi dengan menyemprotkan bahan bakar.

Injektor dihubungkan dengan saluran bahan bakar yang berbentuk pipa bernama fuel rail. Di dalam fuel rail ini, bahan bakar yang disalurkan oleh pompa bahan bakar akan mengalami proses kompresi. Selanjutnya bahan bakar yang telah dikompresi masuk ke injektor.

Electromagnet di dalam injektor, yang bertugas mendeteksi datangnya bahan bakar, akan memerintahkan katup untuk membuka. Bahan bakar pun mengalir ke ujung injektor atau nozzel. Nozzel adalah alat yang bertugas mengabutkan bahan bakar menjadi partikel atom berukuran kecil. Hasilnya adalah semprotan bahan bakar yang halus. Bahan bakar akan bereaksi lebih baik dengan udara kalau berbentuk atom kecil.

Dalam perkembangannya, letak alat injektor terus diulik. Teknologi terbaru menempatkan injektor dekat silinder. Tepatnya berada di bagian dalam silinder. Ini dilakukan agar semprotan injektor langsung masuk ke dalam ruang bakar. Teknologi canggih ini disebut direct injection.

Sistem direct injection memakai piranti injektor yang tahan panas tinggi. Keunggulannya adalah konsumsi bahan bakar yang lebih hemat antara 15 hingga 20%.

Pabrikan mobil, Lexus, berinovasi dengan mengabungkan dua teknologi injeksi direct injection dengan port injection. Pengaturan posisi injektor di dalam mesin dilakukan oleh komputer dan tergantung dari kebutuhan bahan bakar.

Mesin bensin D4-S menjadi kandidat Best New Technology Award tahun 2005 yang diselenggarakan oleh Automobile Journalist Association of Canada (AJAC). Hasil dari penggabungan kedua teknologi tersebut adalah mesin yang beremisi gas buang rendah, efisien dalam mengonsumsi bahan bakar dan tenaganya besar. (ovi)***


Cara Merawat Injektor


SATU hal yang pasti, teknologi canggih sistem injektor kini banyak diaplikasilkan pada mobil. Agar kinerja alat tersebut tetap optimal, tentunya diperlukan perawatan rutin sesuai prosedur. Salah satu perawatan yang harus dilakukan diantaranya memberikan cairan pembersih (injector cleaner) pada bahan bakar. Ini penting karena kualitas bensin umumnya sedikit mengandung unsur detergen.

Sedangkan injektor memiliki saluran amat kecil yang alergi pada kotoran, yang bisa menyumbat seperti gum, carbon dan varnish. Apalagi untuk sepeda motor kecil tentu ukurannya amat mini dibandingkan sepeda motor besar apalagi mobil. Itu menjadikan cairan gum, varnish/carbondi bensin gampang menyumbat bila tak dibersihkan secara berkala.

Khusus pada sistem multipoint injection, yang menempatkan injektor berada di belakang katup isap, biasanya sisa bensin akan menimbulkan residu berupa gum.

Residu ini akan semakin banyak bila kualitas bensin buruk. Malahan injektor pun rentan tersumbat hingga membuat pola semprotan berubah. Bila itu terjadi, mesin biasanya tersendat-sendat pada kondisi idle, tarikan kurang, boros bensin sampai mesin susah di- starter. Solusinya? Jelas, injektor wajib dibersihkan dari residu.

Ada beberapa cara mengatasi penyumbatan injektor. Cara yang paling gampang dan tidak perlu keluar biaya banyak adalah melarikan mobil dalam kecepatan tinggi di jalan tol. Tujuannya, kotoran bisa terisap ke ruang bakar dan terbawa ke luar.

Bisa juga dengan menuangkan adiktif pembersih yang mengandung detergen ke tangki bensin. Cara ini bisa dilakukan bila gum yang menumpuk belum terlalu parah. Bila residu tidak bisa dibersihkan dengan cara sederhana, tak ada jalan lain mobil harus dibawa ke bengkel.

Untuk membersihkan residu yang sudah menjadi kerak, mekanik biasanya melakukan dengan memasukkan larutan kimia pembersih injektor langsung ke saluran masuk bensin. Cara ini bisa langsung membersihkan kerak yang menumpuk di punggung katup isap.

Merawat atau menjaga agar injektor tetap bersih bisa dilakukan dengan memberi injector cleaner. Itu bisa dilakukan secara berkala minimal 2 minggu sekali. Campuran injector cleaner pada bensin mampu menjaga sistem injeksi bekerja optimal sejauh 50.000 km. (bk/ovi)***